Kamis, 31 Desember 2015
Rabu, 30 Desember 2015
Identik Dengan Akhir Tahun
Sudah di penghujung tahun 2015, beberapa pristiwa suka dan duka telah terjadi. Bersukur adalah awal yang baik untuk melewati tahun 2015 dan memulai tahun baru 2016. Nafas masih terasa, maka semangatpun haruslah semakin berkobar. Setiap akhir tahun pasti ada yang identik di momen ini, berikut beberapa hal yang kerap terjadi (ada) disetiap akhir tahun.
1. Kaleidoskop
kaleidoskop disini mengandung arti yakni aneka peristiwa yang telah terjadi yang disajikan secara singkat. Sehingga sangat jelas pemakaian istilah kaleidoskop diatas mengacu pada rekaman peristiwa yang diringkas menjadi lebih singkat dan padat. Rekaman peristiwa itu adalah rangkaian kejadian dari waktu ke waktu yang terarsipkan baik dalam bentuk teks, gambar atau foto dan video. TV Swasata di Indonesia, berita, media sosial juga menjadikan kaleidoskop sebagai gambaran peristiwa yang dilalaui setahun.
Membahas tentang kaleidoskop di penghujung tahun 2015 ini, apakah teman-teman sudah gambaran peristiwa setahun ini? Dan apa akan masih sama untuk tahun 2016? Atau mengalir saja seperti air? (Hehehehe).
2. Natal dan Tahun Baru
Bulan Desember merupakan bulan terakhir setiap tahunnya, maka spesial untuk liburnya Natal dan Tahun baru. Hiasan pun menyemarakan bulan ini dengan ornamen-ornamen Natal (pohon Natal, Sinterklas, Salju, Rusa Kutub, dll) dan Tahun baru (terompet, kembang api, mercun,dll). Maupun spanduk ucapan selamat Natal dan Tahun baru di jalan-jalan, pasar, Mall, sampai di dalam rumah.
3. THR (Tunjangan Hari Raya) / Bonus
Spesialnya bagi para pegawai yang bekerja di sejumlah perusahaan swasta atau institusi tertentu, akhir tahun adalah saatnya menerima gaji ke-13 alias bonus. Bagi karyawan yang Kristiani menerima tambahan uang tersebut sebagai pesangon membeli diluar kebutuhan sehari-hari yang serba baru seperti : baju baru, tas baru, sepatu baru dan makanan untuk bersama keluarga atau teman-teman. Malahan ada langgganan toko atau grosir yang memberikan kado akhir tahun seperti cemilan dan minuman ringan.
4. Diskon
Pusat akhir tahun banyak dipadati adalah tempat perbelanjaan, maka banyak toko-toko, grosir, Mall memberlakukan diskon untuk menarik sebanyak-banyaknya para konsumen untuk berbelanja di tempat mereka. Jika tidak bisa dengan uang tunai, kredit pun jadilah asalkan dapat diskon. (Heheheehehe)
5. Berkumpul Bersama
Menjelang akhir tahun dihabiskan bersama-sama dengan orang yang terkasih, mudik (pulang kampung) atau mengunjungi rumah kerabat. Berkumpul dengan keluarga di rumah atau berlibur bersama-sama ke suatu tempat. Kurang lengkap rasanya jika akhir tahun tanpa berkumpul bersama-sama.
6. Makan-Makan
Makan bersama-sama saat Natal dan Tahun Baru merupakan momen yang sangat disenangi, karena selain dapat mengisi perut dengan beraneka ragam makanan juga dapat mempererat persaudaraan dan persahabatan. Sambil makan-makan dapat berbagi bercerita tentang pengalama-pengalaman dan rencana-rencana yang akan dijalani di tahun baru.
7. Begadang
Hal begadang ini merupakan yang paling menarik bagi tidur cepat pada hari biasanya, di hari biasanya tidur dibawah jam 10 malam. Namun momen akhir tahun rasanya merdeka dapat melalui detik-detik penghujung tahun dan memasuki detik-detik awal tahun. Ada yang keliling-keliling kota, menonton siarang langsung (live) bersama dan lainnya.
Menurut Saudara/i mana yang lebih sering Anda lakukan di saat penghujung Tahun? Atau masih ada yang belum tersebutin? (Silahkan tambahkan ya....)
Label:
2015,
2016,
akhir,
awal,
begadang,
bersama,
diskon,
gaji13,
kaleidoslop,
kumpu,
makan-makan,
malam,
momen,
natal,
peristiwa,
saudara,
tahun baru,
thr
Medan, Sumatera Utara
Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia
Selasa, 29 Desember 2015
Ada Santa Claus Menjadi Anggota Dewan?
Memiliki kumis dan janggut panjang berwarna putih, Santa Claus, memiliki
penampilan mirip dengan tokoh legendaris Santa Claus, yang terkenal
dermawan dan suka membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak.
Sekarang Santa Claus telah anggota dewan kota Kutub Utara, Alaska, Amerika Serikat (AS). Ia pun menyapa para pemilihnya melalui akun Facebooknya "Saya mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang memilih saya ... Dan semua yang mendukung kampanye saya dan Saya akan melakukan yang terbaik untuk semua!"
Di hari Selasa, Santa Claus dipilih oleh masyarakat berpopulasi 2200 orang untuk menjadi anggota dewan kota dengan masa jabatan tiga tahun. Ia telah mengadvokasi undang-undang dan layanan yang menguntungkan bagi anak-anak berisiko.
Santa Claus, secara hukum mengubah namanya dari Thomas Patrick O'Connor sekitar satu dasawarsa (10 Tahun) lalu ketika ia masih tinggal di Nevada.
Berita (www.channelnewsasia.com)
Mungkinkah adakah Santa Claus menjadi anggota dewan di Indonesia?
Pasti mungkin terjadi, namun mungkin dalam nama dan sosok orang yang berbeda namun semangat sama, yaitu : Memberikan yang terbaik untuk anak-anak Indonesia. Karena ternyata sekarang ini masih banyak juga para pemerhati anak, namun belum dapat terjun langsung ke ranah politik. Mari Dukung mereka-mereka para pemerhati anak agar kelak bisa memberikan layanan yang terbaik buat putra-putri kita, Indonesia.
Label:
advokasi,
alaska,
amerika serikat,
anak,
dewan,
dewan kota,
facebook,
kado,
layanan,
natal,
nevada,
pemerhati,
santa,
santa claus,
tahun baru,
Thomas Patrick O'Connor,
us
Medan, Sumatera Utara
Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia
Senin, 28 Desember 2015
Beli atau Sumbang ?
Di kota Berlin, Jerman kini ada sebuah alat penjual kaos menggunakan mesin namanya "vending machine". Seperti mesin penjual otomatis pada umumnya, di dalam mesin tersebut terdapat kaos yang dapat dibeli seharga 2 euro (jika di rupiahkan sekitar Rp. 35.000,-). Vending machine berwarna hijau tersebut ditempatkan di pusat kota Berlin yang setiap hari dilalui banyak orang. Karena bentuknya yang mencolok.
Banyak masyarakat dengan gembira datang untuk membeli kaos tersebut, namun ketika masyarakat telah memasukan koin 2 euro dan memilih ukuran baju (size), seketika layar video mesin memutarkan Video yang menunjukan bagaimana para pekerja membuat koas murah ini dibayar hanya beberapa sen saja per harinya. Padahal mereka harus bekerja 16 jam penuh.
setelah melihat video yang cukup mengharukan itu, banyak calon pembeli yang terdiam di depan vending machine tersebut. Pada bagian akhir video tersebut, pembeli diberi pertanyaan apakah uang yang ia masukkan ke dalam mesin akan didonasikan atau untuk membeli baju (‘Donat or Buy?’). Ternyata, kebanyakan dari pembeli di vending machine tersebut lebih memilih untuk mendonasikan uangnya.
Mesin penjual pakaian Vending machine ini bertujuan dalam kampanye sosial dengan yang diberi judul "The 2 Euro T-shrit - a Social Experiment".
Silahkan menyimak videonya lebih lengkap :
Buah Perenungan
Jika mesin tersebut di hadapan Anda sekarang, bagaimana tindakan Anda?
"Membelanjakan" Atau "Mendonasikan" uang Anda?
Pada injil Mat 22:34-40, Kita dapat melihat secara gamblang bahwa hukum yang terutama dalam hukum Taurat adalah mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Dengan kata lain jika Kita mengasihi sesama kita manusia, berarti Kita juga turut mengasihi Tuhan.
Sabtu, 26 Desember 2015
KPK (KEPEMIMPINAN, PELAYANAN dan KETAATAN)
KEPEMIMPINAN
Seorang pemimpin pelayan adalah orang yang selalu berusaha membantu orang lain, terkadang dalam beberapa hal Ia ditipu seseorang karena kebaikannya. Yang paling penting untuk diantisipasi dari hal ini adalah jangan sampai Anda menyerpelayananah hanya karena telah ditipu. Fokus utama dari kepemimpinan pelayan adalah pada bagaimana mengembangkan pihak lain (pengikut, komunitas internal dan eksternal), bukan untuk mementingkan diri sendiri. Namun sebagai seorang pemimpin pelayan, terkadang kita harus siap melakukan berbagai hal sepele yang diremehkan orang lain. Bahkan harus menerima pandangan yang mengatakan bahwa pemimpin pelayan itu pemimpin yang lemah, tidak tegas dan tidak dapat mengambil keputusan sendiri.
Konsep utama Yesus tentang kepemimpinan yang melayani, terlihat di dalam kalimatnya berikut ini. “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka” (Matius 20:25).
Melalui perkataan-Nya itu Yesus ingin membuat perbandingan bahwa kepemimpinan dengan gaya dunia memiliki ciri-ciri otokratis; lebih banyak memerintah daripada melayani pengikut; lebih banyak menempatkan pimpinan sebagai bos daripada pemimpin. Yesus mengajarkan bahwa seorang pemimpin justru harus menjauhi hal-hal berbau otokratis. Gaya otokratis bertolak belakang dengan yang Yesus kehendaki dan tampilkan, yakni kasih dan pengampunan.
Konsep utama Yesus tentang kepemimpinan yang melayani, terlihat di dalam kalimatnya berikut ini. “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka” (Matius 20:25).
Melalui perkataan-Nya itu Yesus ingin membuat perbandingan bahwa kepemimpinan dengan gaya dunia memiliki ciri-ciri otokratis; lebih banyak memerintah daripada melayani pengikut; lebih banyak menempatkan pimpinan sebagai bos daripada pemimpin. Yesus mengajarkan bahwa seorang pemimpin justru harus menjauhi hal-hal berbau otokratis. Gaya otokratis bertolak belakang dengan yang Yesus kehendaki dan tampilkan, yakni kasih dan pengampunan.
PELAYANAN
Dalam model Yesus, seorang pemimpin adalah seorang yang mengubahkan. Pemimpin membawa pengaruh untuk menghasilkan perubahan di dalam diri orang lain. Dalam konteks pendidikan, gereja, lembaga pemerintahan, dapat ditarik paralelnya. Seseorang yang menduduki posisi puncak barulah disebut sebagai pemimpin jika kehadirannya membawa positif bagi orang-orang disekitarnya. Perubahan nilai di dalam diri orang-orang (yang terkena pengaruh tersebut) akan membentuk sebuah sistem nilai yang juga baru di lingkungan dimana orang-orang itu berada. Fokus utamanya adalah pembentukan nilai-nilai di dalam diri orang lain, sehingga terbentuk sebuah karakter dan kebiasaan (habits) yang bagus dan luar biasa, yang mencerminkan Kristus.
Di dalam tiga setengah tahun pelayanan-Nya di bumi, Yesus memimpin 12 orang murid yang akhirnya menjadi ujung dari ‘ujung tombak’ pemberiaan Injil ke seluruh dunia. Dari orang-orang Galilea, kasar dan tak berpendidikan, Yesus mencetak 12 Rasul yang penuh dedikasi, berkarakter seperti diri-Nya dan berhasil meneruskan apa yang menjadi keinginan-Nya. Yesus membentuk mereka menjadi seorang pemimpin melalui pengajaran dan gaya hidup, dimana mereka bergaul langsung dengan-Nya dari hari ke hari dan mendengar langsung pengajaran-Nya di setiap waktu. Kekristenan yang kita dalami hari-hari ini tidak pernah dapat dilepaskan dari peranan para rasul yang berhasil di dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini, Yesus membuktikan satu hal, pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan. Apa saja yang Yesus ajarkan kepada para murid-Nya?
Di dalam tiga setengah tahun pelayanan-Nya di bumi, Yesus memimpin 12 orang murid yang akhirnya menjadi ujung dari ‘ujung tombak’ pemberiaan Injil ke seluruh dunia. Dari orang-orang Galilea, kasar dan tak berpendidikan, Yesus mencetak 12 Rasul yang penuh dedikasi, berkarakter seperti diri-Nya dan berhasil meneruskan apa yang menjadi keinginan-Nya. Yesus membentuk mereka menjadi seorang pemimpin melalui pengajaran dan gaya hidup, dimana mereka bergaul langsung dengan-Nya dari hari ke hari dan mendengar langsung pengajaran-Nya di setiap waktu. Kekristenan yang kita dalami hari-hari ini tidak pernah dapat dilepaskan dari peranan para rasul yang berhasil di dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini, Yesus membuktikan satu hal, pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan. Apa saja yang Yesus ajarkan kepada para murid-Nya?
Aku lapar – kamu memberi makan
Makanan adalah kebutuhan bagi tubuh agar dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan manusia. Tanpa makanan, manusia akan mati dan tidak dapat berkarya. Namun di zaman sekarang ini, memperoleh makanan bukanlah hal mudah bagi orang-orang miskin. Peluh keringat bekerja keras terkadang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Ditambah lagi sulitnya mendapatkan makanan sehat dan harga bahan makanan yang selalu mengalami kenaikan harga. Menyediakan makan bagi orang miskin, gelandangan, dan yang berada di posko pengungsian, memberikan bantuan sembako, menciptakan lapangan kerja, memberdayakan potensi sesama agar mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya maupun keluarganya.
Aku haus – kamu memberi minum
Air adalah lambang kehidupan bagi setia makhluk hidup. Tiada bedanya dengan manusia, setiap hari manusia memerlukan air untuk memenuhi kebutuhan. Jikalau makan saja tanpa minum seharian manusia tidak akan sanggup bertahan hidup, karena air membantu makanan meresap melalui darah ke seluruh organ tubuh sebagai sumber energi maupun nutrisi. Minuman memberi kelegaan bagi yang dahaga dan minum obat memberi kesembuhan bagi yang sakit (lih. Sir 38:4-7). Teks ini menyapa mereka yang memberi telinga bagi yang tengah berbeban berat dan memberikan kata-kata peneguhan bagi yang sedang galau dan bermasalah.
Aku orang asing – kamu memberi tumpangan
Seorang yang meninggalkan kampung halamnyan akan membutuhkan orang sebagai pemandu. Agar tidak tersesat dan mendapat arah tujuan yang jelas mengenai tujuan yang akan ditempuh ditempat yang baru. Keramahtamahan dalam menerima tamu, termasuk orang asing. Bagaimana orang-orang asing seperti anak kost, perantau, dan orang-orang yang kerap disingkirkan oleh masyarakat kemudian merasa tersapa dan terlindungi? Apa yang bisa dilakukan oleh keluarga dan komunitas kristiani? Beberapa paroki memiliki proyek “Bedah Rumah” untuk meningkatkan kesejahteraan sesama yang membutuhkan.
Aku telanjang – kamu memberi pakaian
Di zaman sekarang ini, pakaian merupakan simbol atau identitas seseorang. Para orang orang yang memiliki harta banyak mengenakan pakaian mewah. Orang pekerja agar terlihatan sukses memakai dasi dan taksido. Seorang tentara memakai baju loreng-loreng kesatuannya. Bagi orang sederhana pakaian digunakan cukup sebagai alat melindungi mereka dari cuaca panas dan dingin. Serta menutupi organ-organ tubuh tertentu agar tidak terlihat memalukan oleh orang-orang lain. Secara konkret hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pakaian kepada yang membutuhkan seperti pengalaman iman St. Martinus. Dengan memberikan pakaian yang layak, kita memperlakukan sesama sesuai martabatnya yang berharga. Maka hal sebaliknya, “menelanjangi” orang lain bukanlah bagian dari perbuatan kasih. Sebaliknya, dalam dan karena kasih orang berani menutupi segala sesuatu, termasuk masa lalu dan kekuragan orang lain (lih. 1 Kor 13:7).
Aku sakit – kamu melawat
Kunjungan kepada yang sakit merupakan bentuk perhatian dan rasa sepenanggungan bagi mereka yang sakit. Doa bersama si sakit merupakan kesempatan untuk bersama-sama memohon campur tangan Tuhan dalam proses penyembuhan. Niscaya melihat “iman kita bersama” (bdk. Mrk 2:5) Tuhan berkenan menganugerahkan kesembuhan. Si sakit terbebani bukan saja karena penyakitnya tetapi juga oleh beban keuangan yang harus ditanggung. Jika orang sakit maka Ia tidak akan bisa bekerja dan menghasilkan uang, dan yang ada hanya pengeluran untuk membayar obat dan kebutuhan penyembuhannya. Apa yang bisa dilakukkan oleh keluarga dan komunitas kristiani dalam situasi demikian?
Aku dalam penjara – kamu melawat
Orang yang dipenjara adalah orang-orang yang terkurung, dijauhkan dari masyarakat, entah sebagai konsekuensi kesalahan yang mereka lakukan ataupun korban ketidakadilan. Mereka yang terkurung dalam penjara tidak bisa bergerak bebas. Secara nyata kunjungan ke penjara merupakan dukungan bagi mereka. Dalam kondisi demikian Tuhan tetap mencintai mereka. Secara figuratif, barangkali masih banyak orang yang terpenjara sehingga tidak bisa bergerak bebas, entah karena terlilit oleh masalahnya sendiri, keterbatasan pemikiran dan wawasan, dsb, maka aneka upaya penyadaran dan motivasi untuk bangkit kembali menjadi sumbangan yang sangat berarti. Semoga keluarga dan komunitas kristiani semakin mampu melayani seturut Sabda Allah!
KETAATAN
Tindakan Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya pada hari Sabat, bukan mengajarkan kita untuk boleh melanggar peraturan sekehendak hati. Namun Ia mengundang kita untuk mempertimbangkan secara masak-masak sebelum mengambil keputusan dalam menjalankan sebuah peraturan. Setiap peraturan hendaknya dilaksanakan dalam terang kasih ilahi agar tidak bertentangan dengan hukum cinta kasih yang diajarkan Yesus. Jangan meniru sikap orang Farisi yang sangat menjunjung tinggi hukum dan peraturan, sehingga bersikap tidak peduli akan dampaknya yang merugikan sesama.
Mari kita teladani Yesus yang berani menentang pelaksanaan peraturan demi keselamatan jiwa. Sadari bahwa kasih terhadap sesama jauh lebih bernilai daripada ketaatan pada sebuah peraturan buatan manusia.
Mari kita teladani Yesus yang berani menentang pelaksanaan peraturan demi keselamatan jiwa. Sadari bahwa kasih terhadap sesama jauh lebih bernilai daripada ketaatan pada sebuah peraturan buatan manusia.
https://bungagereja.wordpress.com/
Jumat, 25 Desember 2015
Arti Allah Itu Kasih
Apa artinya Allah adalah kasih? Pertama-tama kita perlu melihat bagaimana Firman Tuhan, Alkitab, menggambarkan ”kasih,” dan kemudian kita akan melihat beberapa cara pengajaran ini diterapkan pada Allah. ”Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap” (1 Korintus 13:4-8).
Ini adalah cara Allah menggambarkan kasih. Allah adalah seperti yang digambarkan itu, dan orang Kristen perlu menjadikan ini sebagai tujuan mereka (walaupun selalu dalam proses). Ekspresi yang paling utama dari kasih Allah dikomunikasikan kepada kita dalam Yohanes 3:16 dan Roma 5:8. ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Pada (Yohanes 3:16). “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”. Dari ayat-ayat ini kita bisa melihat bahwa Allah sangat menginginkan kita bersama-sama dengan Dia dalam rumahNya yang kekal, Surga. Dia telah membuka jalan dengan membayar harga dosa-dosa kita. Dia mengasihi kita karena Dia memilih untuk melalukan hal itu. ”Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak” (Hosea 11:8). Kasih mengampuni. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).
Kasih (Allah) tidak memaksakan diri pada orang lain. Orang-orang yang datang kepadaNya, datang kepadaNya sebagai respons terhadap kasihNya. Kasih (Allah) menyatakan kemurahan pada semua orang. Kasih (Yesus) berbuat baik kepada semua orang tanpa memandang bulu. Kasih (Yesus) tidak cemburu pada apa yang orang lain miliki, hidup sederhana tanpa mengeluh. Kasih (Yesus) tidak membesar-besarkan diri sekalipun Dia dapat mengalahkan semua orang lain. Kasih (Allah) tidak menuntut ketaatan. Allah tidak menuntut ketaatan dari sang Anak, namun sang Anak secara sukarela menaati BapaNya di surga. ”Dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku” (Yohanes 14:31). Kasih (Yesus) selalu memperhatikan kepentingan orang lain.
Gambaran singkat mengenai kasih ini mengungkapkan hidup yang tidak mementingkan diri sendiri, sesuatu yang bertentangan dengan hidup mementingkan sendiri dari dunia ini. Yang luar biasa, Tuhan telah memberikan kepada mereka yang menerima AnakNya, Yesus, sebagai Juruselamat mereka dari dosa, kemampuan untuk mengasihi sebagaimana Dia mengasihi. Dia memberikan ini melalui kuasa Roh Kudus. Suatu tantangan dan hak istimewa yang luarbiasa!
Ini adalah cara Allah menggambarkan kasih. Allah adalah seperti yang digambarkan itu, dan orang Kristen perlu menjadikan ini sebagai tujuan mereka (walaupun selalu dalam proses). Ekspresi yang paling utama dari kasih Allah dikomunikasikan kepada kita dalam Yohanes 3:16 dan Roma 5:8. ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Pada (Yohanes 3:16). “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”. Dari ayat-ayat ini kita bisa melihat bahwa Allah sangat menginginkan kita bersama-sama dengan Dia dalam rumahNya yang kekal, Surga. Dia telah membuka jalan dengan membayar harga dosa-dosa kita. Dia mengasihi kita karena Dia memilih untuk melalukan hal itu. ”Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak” (Hosea 11:8). Kasih mengampuni. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).
Kasih (Allah) tidak memaksakan diri pada orang lain. Orang-orang yang datang kepadaNya, datang kepadaNya sebagai respons terhadap kasihNya. Kasih (Allah) menyatakan kemurahan pada semua orang. Kasih (Yesus) berbuat baik kepada semua orang tanpa memandang bulu. Kasih (Yesus) tidak cemburu pada apa yang orang lain miliki, hidup sederhana tanpa mengeluh. Kasih (Yesus) tidak membesar-besarkan diri sekalipun Dia dapat mengalahkan semua orang lain. Kasih (Allah) tidak menuntut ketaatan. Allah tidak menuntut ketaatan dari sang Anak, namun sang Anak secara sukarela menaati BapaNya di surga. ”Dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku” (Yohanes 14:31). Kasih (Yesus) selalu memperhatikan kepentingan orang lain.
Gambaran singkat mengenai kasih ini mengungkapkan hidup yang tidak mementingkan diri sendiri, sesuatu yang bertentangan dengan hidup mementingkan sendiri dari dunia ini. Yang luar biasa, Tuhan telah memberikan kepada mereka yang menerima AnakNya, Yesus, sebagai Juruselamat mereka dari dosa, kemampuan untuk mengasihi sebagaimana Dia mengasihi. Dia memberikan ini melalui kuasa Roh Kudus. Suatu tantangan dan hak istimewa yang luarbiasa!
Label:
allah,
allah itu kasih,
dosa,
hati,
hosea,
kasih,
kebenaran,
keselamatan,
kristus,
kudus,
mesias,
penebus,
roh,
yesus,
yohanes
Medan, Sumatera Utara
Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia
Kamis, 24 Desember 2015
Selamat Natal Dan Tahun Baru
Inkulturasi mengucapkan "Selamat Natal Dan Tahun Baru"
Sebagai kado Natal Dan Tahun Baru, Inkulturasi mempersembahkan beberapa video rohani dan animasi di hari spesial ini.
Semoga terhibur dan selamat menikmati...
NATAL PART II
NATAL PART I
DISAYANG TUHAN
SALAM MARIA
AVE MARIA
ANIMASI NATAL
POHON CEMARA
NATAL DI BETLEHEM
SALJU SAAT NATAL
Label:
anak daud,
betlehem,
cemara,
haleluya,
kabar baik,
lahir,
majius,
maria,
mesias,
natal,
santa,
selamat,
sukacita,
tahun baru,
xmas,
yosef
Medan, Sumatera Utara
Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia
Rabu, 23 Desember 2015
Kekuatan Fokus
Bruce Lee Sang legenda Kung-Fu, pernah berkata “ Saya tidak takut dengan orang yang berlatih 10.000 jurus tendangan dalam sekali latihan, namun Saya lebih takut kepada orang yang telah melatih satu jenis tendangan sebanyak 10.000 kali latihan”. Kesimpulan yang dapat diambil dari kalimat tersebut adalah “kekuatan fokus”.
Mempelajari berbagai keahlian memang bukan suatu kesalahan, selama kegiatan tersebut menambah pengetahuan dan bukan menjadikan fokus terpecah-pecah. Maka lebih baik memilih satu hal yang dijadikan titik fokus.
Lebih baik menguasai suatu hal yang mendalam daripada menguasai banyak hal lainnya namun tidak mendalam. Memiliki keahlian di berbagai bidang, namun hanya dapat menghasilkan nilai rata-rata saja. Bukankah lebih baik menguasai satu keahlian namun menghasilkan kualitas yang mengagumkan?
Para orang-orang sukses dunia, seperti : Bill Gates, Michael Jordan, Chris Jhon dan lain-lain. Apakah mereka tidak memiliki keahlian lain selain bidang yang mereka geluti saat ini? Pasti mereka memiliki keahlian lain, namun mereka tidak ingin hal tersebut menjadi memecahkan fokus mereka.
Dalam perjalanan hidup Kristus banyak menyembuhkan orang-orang sakit, namun mengapa Ia menghindari orang-orang di Kapernaum yang ingin disembuhkan? Jawabanya adalah bukan karena Ia tidak ingin menyembuhkan, tapi karena hal itu dapat membuat fokus-Nya menjadi terpecah-pecah. Sebab fokus-Nya adalah mengabarkan injil. (Markus 1 :38)
Para orang-orang sukses dunia, seperti : Bill Gates, Michael Jordan, Chris Jhon dan lain-lain. Apakah mereka tidak memiliki keahlian lain selain bidang yang mereka geluti saat ini? Pasti mereka memiliki keahlian lain, namun mereka tidak ingin hal tersebut menjadi memecahkan fokus mereka.
Dalam perjalanan hidup Kristus banyak menyembuhkan orang-orang sakit, namun mengapa Ia menghindari orang-orang di Kapernaum yang ingin disembuhkan? Jawabanya adalah bukan karena Ia tidak ingin menyembuhkan, tapi karena hal itu dapat membuat fokus-Nya menjadi terpecah-pecah. Sebab fokus-Nya adalah mengabarkan injil. (Markus 1 :38)
Selasa, 22 Desember 2015
Xmas Atau Christmas?
Saya, saudara, teman, kenalan dari dahulu sering memberikan ucapan Natal menggunakan kata "Xmas" dalam kartu ucapan, sms, telepon, atau di jejaring sosial. Namun belakangan ini Saya juga melihat komentar atas penyebutan Xmas itu ternyata kurang baik. Dengan pernyataan mereka sebagai berikut :
Penyebutan X-mas itu di buat oleh mereka yang tidak percaya pada Yesus Kristus (Jesus Christ) sehingga kata “Christ” pada Christmas mereka ganti dengan kata “X” karena mereka tidak ingin mengucapkan nama Yesus. Inilah perbedaan akan mereka yang merayakan natal tapi tidak ingin percaya pada Yesus dengan kita yang percaya akan kelahiran Juruselamat. Ini juga berdampak pada penyebaran injil yang salah.
Mat 10:32 “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Jika kita sudah tahu hal ini, janganlah kita mengikuti kebiasaan mereka yang salah. Hal simple namun mempunyai dampak yang besar. Sebarkan agar mereka tahu di balik natal yang sesungguhnya ada nama “Christ” yang tidak dapat digantikan dengan apapun.
Penyebutan X-mas itu di buat oleh mereka yang tidak percaya pada Yesus Kristus (Jesus Christ) sehingga kata “Christ” pada Christmas mereka ganti dengan kata “X” karena mereka tidak ingin mengucapkan nama Yesus. Inilah perbedaan akan mereka yang merayakan natal tapi tidak ingin percaya pada Yesus dengan kita yang percaya akan kelahiran Juruselamat. Ini juga berdampak pada penyebaran injil yang salah.
Mat 10:32 “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Jika kita sudah tahu hal ini, janganlah kita mengikuti kebiasaan mereka yang salah. Hal simple namun mempunyai dampak yang besar. Sebarkan agar mereka tahu di balik natal yang sesungguhnya ada nama “Christ” yang tidak dapat digantikan dengan apapun.
Waduh... hati saya merasa serba-salah "membaca penjelasan" tersebut, Saya menjadi merasa bersalah selama ini dengan mengikuti yang salah.
Saya pun mencari kebenaran atas penyebutan "Xmas" adalah "salah", agar dikemudian hari Saya tidak kembali menggunakannya
Akhirnya...
Saya menemukan beberapa artikel yang menyatakan bahwa penyebutan "Xmas" TIDAK SALAH dan "Ayat Mat 10:32 " TIDAK NYAMBUNG".
Penjelasan
Bahwa kedua versi penebutan "Xmas" dan "Christmas" tersebut sama benarnya. Pada masa sekarang, sebagian orang menggunakan kata “Xmas” untuk
mengurangi kesan religius, namun demikian asal kata tersebut sangat
Kristiani.
X = Xristo (Christos)
Pada Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. “Xristos” adalah kata Yunani untuk Christos atau Kristus dalam alfabet Romawi. "Kristus" sendiri artinya "Mesias" atau "Yang Diurapi". Jadi, X adalah singkatan yang tepat bagi Kristus. Gereja Perdana seringkali menggunakan X Yunani sebab X merupakan sandi rahasia yang mereka gunakan untuk mencegah orang luar mengenali identitas mereka.
“Mass” atau misa berarti “misi”, jadi kita diutus untuk mewartakan kabar sukacita tentang kedatangan Sang Juruselamat. Kita sama seperti para gembala yang mewartakan kabar sukacita ke seluruh penjuru negeri.
Jadi pada mulanya “X-mas” bukanlah bermaksud untuk mengeluarkan Kristus dari Natal tapi merupakan kependekan dari “Christ”-mas. Bukan berasal dari agenda modern sekular, tapi kebiasaan dari Kristen kuno dalam mempresentasikan nama Tuhan kita dengan monogram Yunani.
- Mass (Misa)
“Mass” atau misa berarti “misi”, jadi kita diutus untuk mewartakan kabar sukacita tentang kedatangan Sang Juruselamat. Kita sama seperti para gembala yang mewartakan kabar sukacita ke seluruh penjuru negeri.
Jadi pada mulanya “X-mas” bukanlah bermaksud untuk mengeluarkan Kristus dari Natal tapi merupakan kependekan dari “Christ”-mas. Bukan berasal dari agenda modern sekular, tapi kebiasaan dari Kristen kuno dalam mempresentasikan nama Tuhan kita dengan monogram Yunani.
Salam, Selamat Menyambut Natal
May the good times n treasures of present bcome the golden memories of tomorrow. Wish u lots of love, joy, happiness. Merry x-mas.
I wish you for an unforgetable X-Mas this year ~ May its spirit be your truly Graceful Guidance to reach love and dreams. Merry Christmas.
I wish you for an unforgetable X-Mas this year ~ May its spirit be your truly Graceful Guidance to reach love and dreams. Merry Christmas.
http://www.crossroadsinitiative.com/library_article/999/Is_X_mas_an_attempt_to_take_Christ_out_of_Christmas_.html
Senin, 21 Desember 2015
Menyambut Atau Merayakan Natal?
Peristiwa Natal mengingatkan kita kembali untuk ‘hidup sebagai keluarga Allah". Dimana umat Kristiani merayakan kelahiran sang juru selamat umat manusia. Oleh sebab itu umat kristen perlu melakukan persiapan rohani, karena yang akan disambut adalah Mesias (penebus dosa manusia).
Dalam hal persiapan rohani selain untuk menyambut kelahiran Tuhan untuk menebus dosa-dosa manusia, persiapan rohani ini juga untuk mengingatkan manusia menyambut Tuhan yang akan datang suatu hari kelak untuk mengadili orang hidup dan yang mati. Yang mana juga umat Kristen diwajibkan belajar mengenali kehadiran-Nya melalui peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Kata "Adven" berasal dari bahasa Latin yaitu : Adventus, yang artinya (datang). Dalam gereja Katolik masa Adven ini disebut juga Masa Persiapan (penantian). Umat dalam dalam mempersiapkan kedatangan Tuhan, persiapan rohani tersebut yaitu pertobatan (masa pertobatan). Hal ini tertuang dalam Katekismus Gereja Katolik, yang isinya sebagai berikut :
"Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias. Dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua". (KGK 524).Tradisi kalender liturgi katolik menyatakan dengan sangat jelas bahwa sebelum tanggal 25 Desember tidak ada “perayaan Natal”. Bahkan misa meriah tanggal 24 Desember pun biasa disebut “Malam Natal” (vigili natalis). Itu berarti, hari-hari sebelum tanggal 25 Desember masih berada dalam suasana Advent yang identik dengan masa-masa pertobatan.
Dengan demikian gagasan ini mengaju pada satu jawaban tegas "sebaiknya merayakan Natal setelah tanggal 25 Desember. Maka dengan sangat jelas apa itu masa Adven! Bagaimana mau pesta Natal di masa Adven?
Alasan mengapa umat merayakan Natal sebelum 25 Desember
Beberapa alasan yang sering dipakai umat untuk merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember :
- Kalender Nasional menyatakan hari Natal 25 Desember tersebut adalah hari libur Nasional.
- Maka jika Natal diadakan tanggal 25 Desember, ditakutkan perayaan Natal tersebut tidak akan semarak akibat sebagian umat sudah berlibur (pulang kampung).
- Agar pada tanggal 25 Desember tersebut dapat merayakan Natal dengan anggota keluarga tercinta (pulang kampung).
Padahal jika hanya untuk berlibur atau merayakan Natal bersama anggota keluarga sebenarnya masih dapat dilakukan sesudah tanggal 25 Desember, malam Tahun Baru, atau paling tidak saat Tahun baru tiba.
Mengambil Sikap
Jika lingkungan tinggal atau kantor dimana kita bekerja menyelenggarakan perayaan Natal "Ekumenis" bersama anggota jemaat kristen non-katolik, lalu bagaimana kita harus menyikapi hal itu?
Menolak hadir perayaan Natal pasti tidak mungkin, karena sebagai anggota lingkungan ataupun pegawai di tempat kerja, menolak hadir maka bisa saja “dikucilkan” dan dianggap tidak toleran dengan semangat kebersamaan kristiani.
Memutuskan hadir dalam perayaan Natal tersebut, sekalipun secara nurani meyakini itu belum saatnya (membuat perasaan hati tidak nyaman).
Jika keadaan mengharuskan untuk mengadiri undangan Natal sebelum tanggal 25 Desember, maka setidaknya maknailah di lubuk hati yang terdalam, bahwasanya ini "perayaan penyambutan Natal" dan tidak melibatkan diri secara langsung (ikut menjadi panitia, pembawa acara, pengisi acara, pengurus ataupun seksi-seksi yang terlibat di dalam kegiatan tersebut).
Renungan :
Apakah aku sungguh-sungguh menyediakan tempat bagi Kristus di dalam hidup ku, di dalam hati ku? Ataukah hidup ku terlalu penuh sesak dengan urusan lain dalam menyambut Kristus?
Apakah hatiku telah penuh dengan kegembiraan dan kecemasan ku sendiri?
Penuh keinginan memperoleh kemewahan atau kenikmatan dunia?
Sehingga tiada tempat lagi bagi Kristus, seperti yang terjadi di Betlehem pada malam itu?
Kelahiran Kristus menunjukkan kepada kita, bahwa hidup kita sekarang ini ada maknanya. Makna hidup kita itu ialah "adanya keterlibatan Allah dalam hidup kita".
Label:
24 desember,
25 desember,
adven,
keluarga,
KGK,
korona,
kristiani,
masa,
meriah,
natal,
penantian,
perayaan,
pertobatan,
sikap,
tahun baru,
vigil natalis,
xmas
Medan, Sumatera Utara
Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia
Apa itu gereja Universal?
Katolik adalah Agama yang Universal Kata “Katolik” berarti “universal”, memiliki sifat-sifat totalitas atau “utuh”. Dengan demikian Gereja Katolik adalah universal, dimana setiap orang telah dipanggil untuk membawa kabar sukacita Injil kepada setiap orang, kepada setiap bangsa, kepada setiap penjuru dunia. Sejarah Gereja Katolik berasal dari percakapan antara Tuhan Yesus dan Petrus. Yesus berkata,”Sebab itu ketahuilah, engkau Petrus, batu yang kuat. Dan diatas alas batu inilah aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan: sekalipun oleh maut!” (Mat 16:18) Umat Katolik percaya bahwa Gereja Katolik adalah gereja yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus.
Pusat gereja Katolik di dunia, gereja Santo Petrus Basilica (St. Peter’s Basilica) yang dibangun di Vatikan, adalah tempat dimana Santo Petrus dimakamkan. Saat ini, makam dari Santo Petrus berada di dalam tanah, persis dibawah altar utama di antara tiang-tiang penopang kubah Bernini. Menurut catatan Kitab Suci Perjanjian Baru pada jaman Yesus, Petrus adalah pribadi yang sangat menonjol diantara murid-muridNya yang lain. Setelah Yesus disalib, peran Petrus semakin penting didalam perkembangan para pengikut Yesus pada jaman awal tersebut.
Petrus diperkirakan lahir pada tahun 4 Sebelum Masehi, dan wafat antara tahun 64 atau 68 Setelah Masehi. Ia lahir di Bethasida, disisi Danau Galiela. Sebagai seorang nelayan, ia bersama dengan tiga rekannya yang lain menjadi murid-murid Yesus. Nama asalnya adalah Simon (atau Symeon) namun Yesus memberinya nama Petrus. Walaupun mungkin pendidikannya sangat terbatas (Kis 4:13) ia adalah tokoh yang sangat berperan didalam sejarah awal mula agama Katolik. Sebelum Yesus wafat, Petrus adalah seorang yang keras kepala, emosinya seringkali tidak terkendali dan penuh keraguan. Tetapi setelah Yesus naik kesurga dan ia dipenuhi oleh Roh Kudus, Petrus menjadi sosok yang beriman dan tidak gentar sedikitpun dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya.
Menurut catatan ahli sejarah Eusebius (c.260-c.340) Santo Petrus wafat sebagai martir, pada sekitar tahun 64 Setelah Masehi yaitu pada jaman pemerintahan Kaisar Nero (54-68). Menurut catatan dari Origen (c.184-c.253) seorang ahli teologi, Santo Petrus dihukum dengan disalibkan secara terbalik, dengan tujuan agar ia tidak menyamai penyaliban Tuhan Yesus. Gereja pada saat itu mencoba untuk berpusat di Roma – tempat yang merupakan pusat kegiatan sekuler sekaligus tempat wafatnya Santo Petrus. Setiap penerus dari Santo Petrus dikenal dengan nama “Uskup Roma” (“Bishop of Rome”) atau disebut “Paus” (“Pope”) pada saat itu. Pada saat Kerajaan Romawi terpecah menjadi dua, yaitu Bagian Barat dan Bagian Timur, ke-Kristenan merupakan agama dari kedua negara bagian, sehingga hanya figur Paus itulah yang diharapkan menjadi pemersatu agar tidak terjadi perpecahan yang lebih menghancurkan lagi. Agama Katolik terus berkembang keseluruh pelosok bumi hingga hari ini. Agama Katolik merupakan agama yang sangat berperan dalam peradaban manusia modern dan dalam penyampaian Injil ke berbagai bangsa di dunia.
Petrus diperkirakan lahir pada tahun 4 Sebelum Masehi, dan wafat antara tahun 64 atau 68 Setelah Masehi. Ia lahir di Bethasida, disisi Danau Galiela. Sebagai seorang nelayan, ia bersama dengan tiga rekannya yang lain menjadi murid-murid Yesus. Nama asalnya adalah Simon (atau Symeon) namun Yesus memberinya nama Petrus. Walaupun mungkin pendidikannya sangat terbatas (Kis 4:13) ia adalah tokoh yang sangat berperan didalam sejarah awal mula agama Katolik. Sebelum Yesus wafat, Petrus adalah seorang yang keras kepala, emosinya seringkali tidak terkendali dan penuh keraguan. Tetapi setelah Yesus naik kesurga dan ia dipenuhi oleh Roh Kudus, Petrus menjadi sosok yang beriman dan tidak gentar sedikitpun dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya.
Menurut catatan ahli sejarah Eusebius (c.260-c.340) Santo Petrus wafat sebagai martir, pada sekitar tahun 64 Setelah Masehi yaitu pada jaman pemerintahan Kaisar Nero (54-68). Menurut catatan dari Origen (c.184-c.253) seorang ahli teologi, Santo Petrus dihukum dengan disalibkan secara terbalik, dengan tujuan agar ia tidak menyamai penyaliban Tuhan Yesus. Gereja pada saat itu mencoba untuk berpusat di Roma – tempat yang merupakan pusat kegiatan sekuler sekaligus tempat wafatnya Santo Petrus. Setiap penerus dari Santo Petrus dikenal dengan nama “Uskup Roma” (“Bishop of Rome”) atau disebut “Paus” (“Pope”) pada saat itu. Pada saat Kerajaan Romawi terpecah menjadi dua, yaitu Bagian Barat dan Bagian Timur, ke-Kristenan merupakan agama dari kedua negara bagian, sehingga hanya figur Paus itulah yang diharapkan menjadi pemersatu agar tidak terjadi perpecahan yang lebih menghancurkan lagi. Agama Katolik terus berkembang keseluruh pelosok bumi hingga hari ini. Agama Katolik merupakan agama yang sangat berperan dalam peradaban manusia modern dan dalam penyampaian Injil ke berbagai bangsa di dunia.
-Sejarah Perkembangan Agama Katolik di Indonesia-
Di Indonesia, orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku pada tahun 1534. Ketika itu pelaut-pelaut Portugis baru menemukan pulau-pulau rempah itu dan bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-serdadu, para imam Katolik juga datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu pendatang di Indonesia itu adalah Santo Fransikus Xaverius, yang pada tahun 1546 sampai 1547 datang mengunjungi pulau Ambon, Saparua dan Ternate. Ia juga membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Mereka melakukan pesan perutusan Yesus,”Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Kemudian datanglah serikat niaga VOC dari Belanda yang akhirnya mengambil alih kekuasaan politik di Indonesia.
Para penguasa VOC beragama Protestan, maka mereka mengusir imam-imam Katolik yang berkebangsaan Portugis dan menggantikan mereka dengan pendeta-pendeta Protestan dari Belanda. Banyak umat Katolik yang kemudian menjadi Protestan saat itu. Kedatangan VOC juga bertentangan dengan sultan-sultan di daerah itu yang baru menganut Islam, sehingga banyak terjadi pertumpahan darah demi agama masing-masing. Akan tetapi pertentangan-pertentangan tersebut sebenarnya berasal dari kepentingan-kepentingan politik dan ekonomi – dan agama diikutsertakan. Dengan demikian, arti agama yang sebenarnya akhirnya dikacaukan oleh kepentingan-kepentingan ini. Di pulau Flores dan Timor, pengijilan dilakukan pada tahun 1555. Perkembangan Katolik di pulau-pulau itu cukup pesat, karena orang Belanda kurang menaruhperhatian pada pulau-pulau tersebut saat itu. Pada tahun 1799 VOC bangkrut dan dinyatakan bubar.
Gubernur Jendral Daendels (1808-1811) menggantikan peran mereka dengan pemerintah Hindia Belanda. Kebebasan beragama kemudian diberlakukan, walaupun agama Katolik saat itu agak dipersukar. Imam saat itu hanya 5 orang untuk memelihara umat sebanyak 9.000 orang yang hidup berjauhan satu sama lainnya. Akan tetapi pada tahun 1889, kondisi ini membaik, dimana ada 50 orang imam di Indonesia. Di daerah Yogyakarta, misi Katolik dilarang sampai tahun 1891. Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. van Lith, SJ yang datang ke Muntilan pada tahun 1896. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi pelajaran agama. Sehingga pada tanggl 15 Desember 1904, rombongan pertama orang Jawa berjumlah 168 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak diantara dua batang pohon “sono”. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono.
Romo van Lith juga mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu Normmlschool di tahun 1900 dan Kweekschool di tahun 1904. Hampir semua murid-muridnya menjadi Katolik dan banyak dari mereka yang menjadi rasul-rasul, menyambaikan Injil Kristus ke berbagai belahan Nusantara. Pada tahun 1918 sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu yayasan, yaitu Yayasan Kanisius. Para imam dan Uskup pertama di Indonesia adalah bekas siswa Muntilan. Pada permulaan abad ke-20 gereja Katolik berkembang pesat. Bahkan banyak diantara pahlawan-pahlawan nasional yang beragama Katolik, seperti A. Adisucipto (1947), I. Slamet Riyadi (195) dan Yos Sudarso (1961). Uskup Indonesia yang pertama ditahbiskan adalah Romo Agung Albertus Sugiyopranoto pada tahun 1940. Kardinal pertama di Indonesia adalah Justinus Kardinal Darmojuwono diangkat pada tanggal 29 Juni 1967.
Para penguasa VOC beragama Protestan, maka mereka mengusir imam-imam Katolik yang berkebangsaan Portugis dan menggantikan mereka dengan pendeta-pendeta Protestan dari Belanda. Banyak umat Katolik yang kemudian menjadi Protestan saat itu. Kedatangan VOC juga bertentangan dengan sultan-sultan di daerah itu yang baru menganut Islam, sehingga banyak terjadi pertumpahan darah demi agama masing-masing. Akan tetapi pertentangan-pertentangan tersebut sebenarnya berasal dari kepentingan-kepentingan politik dan ekonomi – dan agama diikutsertakan. Dengan demikian, arti agama yang sebenarnya akhirnya dikacaukan oleh kepentingan-kepentingan ini. Di pulau Flores dan Timor, pengijilan dilakukan pada tahun 1555. Perkembangan Katolik di pulau-pulau itu cukup pesat, karena orang Belanda kurang menaruhperhatian pada pulau-pulau tersebut saat itu. Pada tahun 1799 VOC bangkrut dan dinyatakan bubar.
Gubernur Jendral Daendels (1808-1811) menggantikan peran mereka dengan pemerintah Hindia Belanda. Kebebasan beragama kemudian diberlakukan, walaupun agama Katolik saat itu agak dipersukar. Imam saat itu hanya 5 orang untuk memelihara umat sebanyak 9.000 orang yang hidup berjauhan satu sama lainnya. Akan tetapi pada tahun 1889, kondisi ini membaik, dimana ada 50 orang imam di Indonesia. Di daerah Yogyakarta, misi Katolik dilarang sampai tahun 1891. Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. van Lith, SJ yang datang ke Muntilan pada tahun 1896. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi pelajaran agama. Sehingga pada tanggl 15 Desember 1904, rombongan pertama orang Jawa berjumlah 168 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak diantara dua batang pohon “sono”. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono.
Romo van Lith juga mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu Normmlschool di tahun 1900 dan Kweekschool di tahun 1904. Hampir semua murid-muridnya menjadi Katolik dan banyak dari mereka yang menjadi rasul-rasul, menyambaikan Injil Kristus ke berbagai belahan Nusantara. Pada tahun 1918 sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu yayasan, yaitu Yayasan Kanisius. Para imam dan Uskup pertama di Indonesia adalah bekas siswa Muntilan. Pada permulaan abad ke-20 gereja Katolik berkembang pesat. Bahkan banyak diantara pahlawan-pahlawan nasional yang beragama Katolik, seperti A. Adisucipto (1947), I. Slamet Riyadi (195) dan Yos Sudarso (1961). Uskup Indonesia yang pertama ditahbiskan adalah Romo Agung Albertus Sugiyopranoto pada tahun 1940. Kardinal pertama di Indonesia adalah Justinus Kardinal Darmojuwono diangkat pada tanggal 29 Juni 1967.
Gereja Katolik Indonesia aktif dalam kehidupan gereja Katolik dunia. Uskup Indonesia mengambil bagian dalam Konsili Vatikan II (1962-1965). Umat Katolik di Indonesia harus terus terbuka bagi tuntuan Allah dan menjadi “garam dunia”. Dengan demikian umat Katolik harus terus memperdalam dan memperkokoh imannya.
-Sakramen Dalam Agama Katolik-
Sakramen dalam Agama Katolik Seluruh liturgi Gereja Katolik berkisar seputar sakramen-sakramen, khususnya
Sakramen Ekaristi (Misa). Menurut Katekismus Gereja Katolik No. 1131, “Sakramen adalah tanda rahmat yang efektif, yang diadakan oleh Kristus dan dipercaya kepada Gereja; lewat sakramen tadi hidup ilahi diberikan kepada kita” Seluruh hidup liturgi Gereja Katolik berpusat pada 7 (tujuh) sakramen, yaitu:
1. Sakramen Baptis
2. Sakramen Krisma
3. Sakramen Ekaristi
4. Sakramen Tobat
5. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
6. Sakramen Tahbisan
7. Sakramen Perkawinan
Katekismus Gereja Katolik No. 1210 juga mengatakan, ”Tujuh Sakramen menyentuh semua tahap dan semua peristiwa penting dalam hidup kristiani; memberi kehidupan dan menumbuhkannya, menyembuhkan dan memberikan perutusan kepada hidup imam orang kristiani” . Dari 7 Sakramen ini ada 3 yang bersifat tetap atau meterai, yaitu Sakramen Baptis, Krisma dan Tahbisan Suci. Meterai itu “tidak dapat hilang” sehingga sakramen-sakramen itu tidak boleh diterima lebih dari satu kali. Sedangkan Sakramen Ekaristi dianggap sebagai “Sakramen dari sakramen-sakramen” karena seluruh Sakramen tertuju kepada Sakramen Ekaristi ini. Apa yang diakui oleh setiap umat Katolik dalam “Syahadat Para Rasul”, dikomunikasikan oleh Sakramen-sakramen tersebut. Sakramen-sakramen adalah merupakan sarana Allah dalam memberikan kita hidup baru dan kekuatan dalam hidup baru tersebut.
Ke-tujuh (7) sakramen itu dikelompokan menjadi 3 yaitu: 1. Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma dan Ekaristi) 2. Sakramen Penyembuhan (Pengakuan dosa dan Pengurapan orang sakit) 3. Sakramen Pelayanan (Tahbisan Suci dan Perkawinan) Menurut Presbyterorum Ordinis 5 dan Lumen Gentium 11, perayaan Sakramen Ekaristi merupakan “sumber dan puncak” dari seluruh pewartaan Injil dan seluruh hidup kristiani.
Sakramen Ekaristi (Misa). Menurut Katekismus Gereja Katolik No. 1131, “Sakramen adalah tanda rahmat yang efektif, yang diadakan oleh Kristus dan dipercaya kepada Gereja; lewat sakramen tadi hidup ilahi diberikan kepada kita” Seluruh hidup liturgi Gereja Katolik berpusat pada 7 (tujuh) sakramen, yaitu:
1. Sakramen Baptis
2. Sakramen Krisma
3. Sakramen Ekaristi
4. Sakramen Tobat
5. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
6. Sakramen Tahbisan
7. Sakramen Perkawinan
Katekismus Gereja Katolik No. 1210 juga mengatakan, ”Tujuh Sakramen menyentuh semua tahap dan semua peristiwa penting dalam hidup kristiani; memberi kehidupan dan menumbuhkannya, menyembuhkan dan memberikan perutusan kepada hidup imam orang kristiani” . Dari 7 Sakramen ini ada 3 yang bersifat tetap atau meterai, yaitu Sakramen Baptis, Krisma dan Tahbisan Suci. Meterai itu “tidak dapat hilang” sehingga sakramen-sakramen itu tidak boleh diterima lebih dari satu kali. Sedangkan Sakramen Ekaristi dianggap sebagai “Sakramen dari sakramen-sakramen” karena seluruh Sakramen tertuju kepada Sakramen Ekaristi ini. Apa yang diakui oleh setiap umat Katolik dalam “Syahadat Para Rasul”, dikomunikasikan oleh Sakramen-sakramen tersebut. Sakramen-sakramen adalah merupakan sarana Allah dalam memberikan kita hidup baru dan kekuatan dalam hidup baru tersebut.
Ke-tujuh (7) sakramen itu dikelompokan menjadi 3 yaitu: 1. Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma dan Ekaristi) 2. Sakramen Penyembuhan (Pengakuan dosa dan Pengurapan orang sakit) 3. Sakramen Pelayanan (Tahbisan Suci dan Perkawinan) Menurut Presbyterorum Ordinis 5 dan Lumen Gentium 11, perayaan Sakramen Ekaristi merupakan “sumber dan puncak” dari seluruh pewartaan Injil dan seluruh hidup kristiani.
Minggu, 20 Desember 2015
Buah manis dari tanah gersang
Bunda Teresa (Mother Theresa)
Atas dedikasinya membantu kaum jelata di India, Bunda Teresa dikabarkan akan diangkat menjadi seorang santa oleh Gereja Katolik Roma.
Gereja Katolik Roma pada Jumat (18/12/2015) oleh Vatikan dikabarkan akan mengangkat Bunda Thersesia menjadi seorang Santa. Pemberian gelar penghargaan tersebut akan diresmikan dengan ritual kanonisasi, namun kapan acara tersebut akan dilakukan belum dapat dipastikan. Kemungkinan besar, ritual kanonisasinya akan dilakukan pada minggu pertama September 2016, bertepatan dengan peringatan 19 tahun kematian Bunda Teresa.
Gereja Katolik Roma pada Jumat (18/12/2015) oleh Vatikan dikabarkan akan mengangkat Bunda Thersesia menjadi seorang Santa. Pemberian gelar penghargaan tersebut akan diresmikan dengan ritual kanonisasi, namun kapan acara tersebut akan dilakukan belum dapat dipastikan. Kemungkinan besar, ritual kanonisasinya akan dilakukan pada minggu pertama September 2016, bertepatan dengan peringatan 19 tahun kematian Bunda Teresa.
Seseorang dapat menjadi seorang santa atau santo jika seseorang tersebut memiliki keistimewaan spiritualnya menginspirasi, yang dibuktikan dalam wujud "mujizat". Untuk diakui menjadi seorang santa atau santo, pengakuan atas dua mujizat yang terjadi melalui perantaraan seorang calon santa atau santo itu dibutuhkan.
Sebelumnya, wanita bernama asli Agnes Gonxha Bojaxiu itu telah dibeatifikasi sebagai "Teresa yang Diberkati dari Kalkuta", setelah ia menyembuhkan seorang wanita yang memiliki tumor pada tubuhnya.
Mujizat kedua yang telah terjadi adalah ketika seorang pria yang mengalami infeksi otak serius dan koma dapat pulih, setelah istrinya memohon doa pada Bunda Teresa untuk suaminya.
"Kami sangat bahagia mendengar kabar soal kanonisasi itu dan kami tak sabar untuk mendengar kabar lainnya soal itu," ucap Suster Ita dari Misionaris Charitas, sebuah kongregrasi Katolik yang dibentuk oleh Bunda Teresa.
Sebelumnya, wanita bernama asli Agnes Gonxha Bojaxiu itu telah dibeatifikasi sebagai "Teresa yang Diberkati dari Kalkuta", setelah ia menyembuhkan seorang wanita yang memiliki tumor pada tubuhnya.
Mujizat kedua yang telah terjadi adalah ketika seorang pria yang mengalami infeksi otak serius dan koma dapat pulih, setelah istrinya memohon doa pada Bunda Teresa untuk suaminya.
"Kami sangat bahagia mendengar kabar soal kanonisasi itu dan kami tak sabar untuk mendengar kabar lainnya soal itu," ucap Suster Ita dari Misionaris Charitas, sebuah kongregrasi Katolik yang dibentuk oleh Bunda Teresa.
Vatikan menambahkan bahwa Paus Fransiskus telah menyetujui dekrit terkait mujizat kedua Bunda Teresa, pada Kamis (17/12/2015) lalu. (ABC News/NBC News)
Mengenal Lebih Dekat
Bunda Teresa, seorang yang memberi hatinya untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India. Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus 1910, Bunda Teresa merupakan anak bungsu dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu. Ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan diteguhkan pada bulan November 1916. Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia, dan meninggalkan keluarganya dengan kesulitan finansial. Meski demikian, ibunya memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh kasih sayang. Drane Bojaxhiu, ibunya, sangat memengaruhi karakter dan panggilan pelayanan Gonxha. Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda jemaat lokalnya yang bernama Sodality.
Melalui keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris Katolik. Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India. Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux. Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati. Setelah mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Mary’s High School di Kalkuta. Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944, ia menjadi kepala sekolah St. Mary. Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak bisa lagi mengajar.
Melalui keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris Katolik. Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India. Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux. Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati. Setelah mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Mary’s High School di Kalkuta. Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944, ia menjadi kepala sekolah St. Mary. Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak bisa lagi mengajar.
Untuk memulihkan kesehatannya, ia pun dikirim ke Darjeeling. Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa mendapat panggilan yang berikut dari Tuhan; sebuah panggilan di antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas kasih bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri, merasuk dalam hatinya. Hal ini kemudian menjadi kekuatan yang mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut sebagai “Hari Penuh Inspirasi” oleh Bunda Teresa. Selama berbulan-bulan, ia mendapatkan sebuah visi bagaimana Kristus menyatakan kepedihan kaum miskin yang ditolak, bagaimana Kristus menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin mereka mengasihi-Nya.
Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordonya dan memulai pelayanannya di bawah Keuskupan Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru. Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21 Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka. Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya individu-individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja.
Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung dengannya. Diinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan. Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan, Bunda Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat.
Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka lakukan. Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965), yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin. Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association of Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki anggaran dasar tersendiri.
Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas, Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang. Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi mereka yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS. Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston. Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya.
Maka pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize. Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama di dunia. Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar $6.000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang membutuhkan. Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama agi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian sejumlah rumah penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.
Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India, pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia. Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Menyadari kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta Missionary of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997, Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa.
Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September 1997, di Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh Bunda Teresa. Bunda Teresa diberikan Penghargaan Templeton pada 1973, Penghargaan Perdamaian Nobel pada 1979 dan penghargaan tertinggi warga sipil India, Bharat Ratnapada 1980. Bunda Teresa dijadikan Warga Negara Kehormatan Amerika Serikat pada 1996. Pada tanggal 19 Oktober, Bunda Teresa dinobatkan sebagai “orang suci” oleh almarhum (+) Sri Paus Johannes Paulus II, enam tahun setelah wafatnya Bunda Teresa. Buat Albania, tanggal 19 Oktober 2003 adalah juga permulaan dari pesta nasional setahun penuh yang dinamakan The Year of Mother Teresa. Karena belakangan kota Skopje di Albania menjadi ibukota negara Macedonia, maka sempat terjadi ketegangan antara Albania dan Macedonia, masing-masing meng-klaim Mother Teresa sebagai berasal dari negaranya. Beruntung keributan itu tidak berlanjut.
Albania menyebut Mother Teresa sebagai “tokoh rakyat Albania”, sedangkan Macedonia mengelu-elukan beliau sebagai “putri dari Macedonia”. Apa pun yang terjadi, Mother Teresa telah berbuat banyak buat sesama manusia, karya seni ciptaan Allah yang paling sempurna ini. KASIHILAH SESAMAMU, MAKA KAU TELAH MENGASIHI TUHAN ALLAH-MU.
Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordonya dan memulai pelayanannya di bawah Keuskupan Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru. Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21 Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka. Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya individu-individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja.
Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung dengannya. Diinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan. Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan, Bunda Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat.
Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka lakukan. Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965), yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin. Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association of Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki anggaran dasar tersendiri.
Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas, Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang. Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi mereka yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS. Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston. Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya.
Maka pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize. Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama di dunia. Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar $6.000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang membutuhkan. Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama agi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian sejumlah rumah penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.
Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India, pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia. Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Menyadari kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta Missionary of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997, Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa.
Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September 1997, di Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh Bunda Teresa. Bunda Teresa diberikan Penghargaan Templeton pada 1973, Penghargaan Perdamaian Nobel pada 1979 dan penghargaan tertinggi warga sipil India, Bharat Ratnapada 1980. Bunda Teresa dijadikan Warga Negara Kehormatan Amerika Serikat pada 1996. Pada tanggal 19 Oktober, Bunda Teresa dinobatkan sebagai “orang suci” oleh almarhum (+) Sri Paus Johannes Paulus II, enam tahun setelah wafatnya Bunda Teresa. Buat Albania, tanggal 19 Oktober 2003 adalah juga permulaan dari pesta nasional setahun penuh yang dinamakan The Year of Mother Teresa. Karena belakangan kota Skopje di Albania menjadi ibukota negara Macedonia, maka sempat terjadi ketegangan antara Albania dan Macedonia, masing-masing meng-klaim Mother Teresa sebagai berasal dari negaranya. Beruntung keributan itu tidak berlanjut.
Albania menyebut Mother Teresa sebagai “tokoh rakyat Albania”, sedangkan Macedonia mengelu-elukan beliau sebagai “putri dari Macedonia”. Apa pun yang terjadi, Mother Teresa telah berbuat banyak buat sesama manusia, karya seni ciptaan Allah yang paling sempurna ini. KASIHILAH SESAMAMU, MAKA KAU TELAH MENGASIHI TUHAN ALLAH-MU.
(Surat dari Bunda Teresa buat Kita)
Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan.
Tetapi, tetaplah berbuat baik.
Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois.
Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.
Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman yang iri hati atau cemburu.
Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.
Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu.
Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.
Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja.
Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.
Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu.
Tetapi, tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang.
Tetapi, teruslah berbuat baik.
Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup.
Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.
Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan.
Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain.
Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan.
Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.
Sabtu, 19 Desember 2015
Mengapa Umat Katolik tidak Membawa Kitab Suci ke Gereja?
Beberapa
gereja-gereja Protestan menyediakan Kitab Suci di bangku-bangku mereka
serta mendorong umatnya untuk membawa Kitab Suci mereka sendiri.
Gereja-gereja Katolik menyediakan Lembaran Misa di bangku-bangku mereka
yang berisi bacaan-bacaan dari Kitab Suci yang akan diwartakan pada hari
itu. Setiap
umat Katolik dianjurkan untuk membawa Kitab Suci pribadi mereka untuk
digunakan pada waktu doa dan renungan sebelum dan sesudah Misa. Yang sering terjadi adalah umat Katolik ke gereja membawa Madah bakti atau Puji Syukur saja, tanpa Kitab Suci. Gejala ini menimbulkan kesan bahwa Gereja Katolik tidak akrab dengan Kitab Suci.
Kalender Liturgi
Sebagian besar orang non-Katolik tidak paham bahwa Gereja Katolik menyelenggarakan pelayanan liturgi setiap hari sepanjang tahun. Mereka juga tidak paham bahwa Gereja
Katolik mempunyai kalender liturgi yang menentukan bacaan-bacaan mana
dari Kitab Suci yang harus diwartakan setiap hari sepanjang tahun. Bacaan-bacaan
hari Minggu dibagi dalam tiga Lingkaran Tahun Gereja (Tahun A, Tahun B
dan Tahun C). Setiap lingkaran tahunan dipusatkan pada salah satu dari
ketiga Injil sinoptik (Tahun A : Matius, Tahun B : Markus atau Tahun C :
Lukas).
Injil
Yohanes digunakan pada setiap lingkaran tahunan pada masa Paskah dan
pada tahun B karena Injil Markus lebih pendek dibandingkan Injil
sinoptik lainnya. Tahun Baru Gereja dimulai pada Minggu Pertama Masa
Adven dan berakhir pada Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta
Alam. Bacaan dari Perjanjian Lama dan Mazmur Tanggapan dipilih yang
sesuai dengan bacaan Injil. Bacaan kedua diambil dari Surat-surat para
Rasul dari Perjanjian Baru dan diwartakan mulai dari awal hingga akhir.
Selama Masa Paskah, bacaan dari Kisah Para Rasul menggantikan bacaan
dari Perjanjian Lama. Kalender
liturgi dan lingkaran tahun gereja telah dipergunakan, dengan sedikit
perubahan, baik oleh gereja-gereja Lutheran maupun Episcopal.
Misa Harian
Misa
harian mempunyai satu lingkaran pewartaan Injil. Keempat Injil
digunakan dalam Misa harian sepanjang tahun. Bacaan pertama dalam Misa
harian menggunakan Tahun I (untuk tahun ganjil) atau Tahun II (untuk
tahun genap). Bacaan Misa harian pada Masa Adven dan Masa Paskah selalu
sama setiap tahun. Kapan saja kita dapat pergi ke sebuah Gereja Katolik di mana saja di seluruh dunia dan akan mendengarkan bacaan-bacaan yang sama diwartakan pada hari yang sama.
Jika seseorang ambil bagian dalam Misa harian setiap hari selama tiga
tahun, maka ia akan mendengarkan kurang lebih 98% Perjanjian Baru dan
lebih dari 85% Perjanjian Lama diwartakan dari Ambo (tempat pewartaan).
Di samping itu, Perayaan Misa banyak sekali menggunakan kutipan-kutipan yang diambil dari Kitab Suci. Jika saja seseorang mempergunakan stopwatch untuk menghitung banyaknya waktu yang dipergunakan untuk mewartakan Kitab Suci selama Perayaan Ekaristi berlangsung, maka akan mendapati bahwa mulai dari Salam hingga Pengutusan, lebih dari 25% waktu yang dipergunakan untuk merayakan Misa dipergunakan untuk mewartakan Kitab Suci, bukan membicarakannya, tetapi mewartakannya. Tidak satu pun kebaktian Kristen non-Katolik yang bahkan mendekati banyaknya waktu tersebut dalam mewartakan Injil. Beberapa warta Kitab Suci yang diwartakan dalam Ekaristi diantaranya adalah sebagai berikut :
Di samping itu, Perayaan Misa banyak sekali menggunakan kutipan-kutipan yang diambil dari Kitab Suci. Jika saja seseorang mempergunakan stopwatch untuk menghitung banyaknya waktu yang dipergunakan untuk mewartakan Kitab Suci selama Perayaan Ekaristi berlangsung, maka akan mendapati bahwa mulai dari Salam hingga Pengutusan, lebih dari 25% waktu yang dipergunakan untuk merayakan Misa dipergunakan untuk mewartakan Kitab Suci, bukan membicarakannya, tetapi mewartakannya. Tidak satu pun kebaktian Kristen non-Katolik yang bahkan mendekati banyaknya waktu tersebut dalam mewartakan Injil. Beberapa warta Kitab Suci yang diwartakan dalam Ekaristi diantaranya adalah sebagai berikut :
- 2 Kor 13 : 13 " Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita".
- Mzm 123:3, Yes 33:2 " Tuhan, kasihanilah kami".
- Mat 20:30-31, Luk 17:13 " Kristus, kasihanilah kami".
- Luk 2: 14 "Kemuliaan kepada Allah di surga,dan damai di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya".
- Why 4:8 " Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa".
- Luk. 22:19 "Inilah tubuh-Ku yang dikurbankan bagimu".
- Mat 26:28 "Inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa".
- Mat 6:9-13 "Bapa Kami yang ada di surga …."
- 1Pet 5:14 "Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita".
- Yoh 1:29 "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia".
- Why 19:9 "Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya".
- Mat 8:8 "Ya, Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh".
- 2 Kor 9:15 "Syukur kepada Allah".
Label:
alkitab,
gereja,
injil,
kalender liturgi,
katolik,
kitab suci,
lingkaran tahun,
mada bakti,
misa,
misa harian,
non katolik,
perayaan,
protestan,
puji syukur,
sinpotik,
suci
Medan, Sumatera Utara
Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)